Beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala

 


Seorang ulama dari Basrah bernama Al-Ashma'i menguji keimanan seorang badui dengan pertanyaan : "Apa bukti bahwa Allah itu ada?". 

Dia menjawab: 

"Tapak kaki unta menunjukkan ada unta yang telah lewat. Tapak kaki manusia menunjukkan ada orang yang telah lewat. Langit yang memiliki bintang, bumi yang memiliki jalan-jalan, lautan yang memiliki gelombang-gelombnag, bukankah semua ini semua ini menunjukkan bahwa ada Dzat yang Maha Kuasa dan Bijaksana yang telah menciptakannya?"

Kehadiran Allah dalam hidup manusia disaksikan oleh mata lahir dan mata batin kita. Bagaimana kita mewujudkan keimanan kepada Allahdalam hidup sehari-hari kita? Mari kita pelajari apa yang disebut dengan iman kepada Allah!

Apa itu IMAN? sesuatu yang tidak bisa dilihat, didengar, diraba, namun bisa kita rasakan kehadirannya dalam hati sehingga membuat kita tenang dan merasa bahagia. Semua kekhawatiran terhadap dunia menjadi sirna dengan IMAN ini. sebaliknya justru membuat kita semakin hari semakin percaya diri, semakin berani dan semakin mantap.

Mengapa demikian? Karena IMAN itu adalah sebuah keyakinan di dalam jiwa kepada Dzat yang menciptakan diri kita dan alam semesta ini. Allah subhanahu wa ta'ala.

Sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:

اَلإِمَانُ مَعْرِفَةٌ بِالْقَلْبِ, وَقَوْلٌ بِاللِّسَانِ, وَعَمَلٌ بِالأَرْكَانِ

ِArtinya : Iman adalah pengetahuan (keyakinan) di dalam hati, ungkapan dengan lisan, dan amal dengan anggota badan. (HR. Ibnu Majah, 1/65)

Dari hadits di atas iman memiliki tiga unsur penting yang menjadi ukuran keimanan seseorang kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

1) Membenarkan dengan hati. Artinya meyakini kebenaran bahwa hanya Allah Tuhan yang berhak  
    dibadahi (disembah)
2) Keyakinan ini dikrarkan secara lisan dengan mengucapkan dua kalimat syahadat : 
     

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

     "Aku bersaksi bahwa tiada Ilah (Tuhan) selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah."

3) Keyakinan yang ada di dalam hati dan diikrarkan dengan lisan itu harus dibuktikan dengan mentaati 
    ajaran Allah dan Rasul-Nya dalam kehidupan sehari hari.

Jika seseorang beriman kepada Allah maka dia juga harus beriman kepada semua yang dperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Ada 6 rukun iman yang harus diyakini kebenarannya oleh seorang mukmin (orang yang beriman) yaitu :
1. Iman kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
2. Iman kepada malaikat-malaikat Allah
3. Iman kepada kitab-kitab Allah
4. Iman kepada nabi dan rosul Allah
5. Iman kepada hari kiamat
6. Iman kepada takdir baik dan takdir buruk.

Allah subhanahu wa ta'ala.berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ ءَامِنُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَٱلۡكِتَٰبِ ٱلَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَٱلۡكِتَٰبِ ٱلَّذِيٓ أَنزَلَ مِن قَبۡلُۚ وَمَن يَكۡفُرۡ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلَۢا بَعِيدًا

"Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya" (QS. An Nisa' : 136)

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ

Jibril berkata : "Katakan kepadaku tentang iman!". Nabi Muhammad menjawab, "Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir (kiamat), dan beriman kepada takdir baik dan takdir buruk". (HR. Muslim, 1/8)

bersambung : Tauhid

Post a Comment

0 Comments